Kriteria Guru Terbaik pada Lembaga Pendidikan
Guru yang sebenarnya bukan hanya dilihat dari sertifikatnya belaka, sekalipun sertifikat itu juga penting. Di dunia ini ada sesuatu yang sejatinya, asli, dan atau sebenarnya. Namun sebaliknya, ada pula yang tiruan, seolah-olah, seakan-akan. Sebutan guru yang sebenarnya bukan saja mendasarkan pada hal-hal yang bersifat simbolik, seperti sertifikat, tanda lulus, atau ijazah, melainkan seharusnya dilihat dari hal-hal yang bersifat lebih substantif, misalnya yang terkait prilaku, kinerja, dedikasi, maupun integritasnya. contact us – pgri jateng
Seorang guru yang hanya datang ke sekolah atau ke kampus tatkala ada jadwal mengajar, atau ada tugas, maka yang bersangkutan belum layak disebut sebagai guru yang sebenarnya. Ketika datang ke sekolah atau ke kampus, mereka menyebut dirinya mengajar. Tugas seorang guru sebenarnya bukan sebatas mengajar, melainkan lebih dari itu adalah mendidik. Di lembaga pendidikan ada pengajar matematika, biologi, fisika, sosiologi, antropologi, bahasa, dan seterusnya. Mereka itu adalah pengajar mata pelajaran itu. Padahal seorang guru tidak saja bertugas mengajar melainkan seharusnya juga mendidik kepada para siswanya.
Akhir-akhir ini, banyak lembaga pendidikan yang hanya sebatas melakukan aktivitas pengajaran. Kepala sekolah hanya merasa bertugas dan bertanggung jawab untuk mencari pengajar, menyusun jadwal, mengontrol kegiatan di kelas, menyelenggarakan ujian, dan mewisuda para lulusannya. Manakala seperangkat pelajaran sudah diajarkan dalam waktu tertentu, dan para siswanya berhasil menjawab pertanyaan dan tugas-tugas yang diberikan, mereka dinyatakan lulus. Para siswa itu kemudian dianggap telah berhasil dididik, padahal yang terjadi, sebenarnya mereka itu baru selesai diajar dan belum tentu sampai menjalani proses sebenarnya yang dituntut, ialah pendididikan.
Kata pengajaran selalu dibedakan dari pendidikan. Pengajaran diartikan memberikan seperangkat ilmu pengetahuan kepada para siswa. Sementara itu, pendidikan adalah proses yang lebih luas dan mendalam. Mendidik adalah menumbuh-kembangkan pikiran, perasaan, hati dan sekaligus raganya. Seseorang yang telah dididik menjadi lebih cerdas, semakin kreatif, kritis, dan inovatif, sehat baik jasmani maupun rohaninya. Seseorang yang telah dididik akan mengetahui tentang siapa sebenarnya dirinya itu, dan kemudian tumbuh kesadaran tentang keberadaan Dzat Yang Maha Kuasa sebagai pencipta alam semesta ini.
Manakala terdapat seseorang yang mengaku telah lulus dari lembaga pendidikan pada jenjang tertentu, akan tetapi yang bersangkutan belum mengetahui tentang dirinya sendiri, tidak mengerti lingkungan hidupnya, dan bahkan sekedar mencari penghidupan ekonominya saja tidak tahu, maka sebenarnya yang bersangkutan belum lulus dalam pendidikan. Tugas pendidikan adalah mengantarkan seseorang menjadi dewasa, bertanggung jawab, mandiri dalam pengertian yang luas. Manakala seseorang yang telah dinyatakan lulus tetapi masih tergantung pada orang lain, maka artinya secara hakiki, yang bersangkutan belum lulus.

Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!