Di tengah pertumbuhan populasi dan keterbatasan lahan di kota-kota besar, dunia arsitektur mulai melirik ruang di bawah tanah sebagai solusi inovatif. Arsitektur bawah tanah, yang dulunya hanya terbatas pada infrastruktur seperti saluran air dan kereta bawah tanah, kini berkembang menjadi konsep ruang hunian, pusat perbelanjaan, fasilitas olahraga, hingga ruang kerja. Fenomena sichiitech.com ini menunjukkan bahwa masa depan perkotaan tak lagi hanya dibangun ke atas, tetapi juga ke dalam bumi.

Salah satu keunggulan utama arsitektur bawah tanah adalah efisiensi penggunaan ruang. Di kota-kota megapolitan seperti Tokyo, Helsinki, hingga Singapura, keterbatasan lahan membuat ruang bawah tanah dimanfaatkan secara maksimal untuk mengurangi tekanan permukaan kota. Di Finlandia misalnya, pemerintah Helsinki telah merancang jaringan fasilitas bawah tanah lengkap dengan arena olahraga, pusat data, hingga kolam renang umum yang terhubung melalui terowongan.

Dari sisi lingkungan, bangunan bawah tanah juga memiliki keunggulan dalam hal efisiensi energi. Suhu bawah tanah cenderung stabil sepanjang tahun, sehingga mengurangi kebutuhan pendingin atau pemanas buatan. Hal ini membuat bangunan bawah tanah lebih hemat energi dan ramah lingkungan dibanding bangunan konvensional. Di negara beriklim ekstrem, solusi ini sangat menguntungkan dalam mengurangi biaya operasional.

Selain itu, arsitektur bawah tanah menawarkan perlindungan terhadap bencana. Di daerah yang rawan gempa, angin topan, atau bahkan serangan udara, ruang bawah tanah dianggap lebih aman karena terlindungi oleh massa tanah. Konsep ini juga mulai diadaptasi untuk membangun shelter darurat yang bisa digunakan saat terjadi krisis atau perang.

Namun, membangun ruang bawah tanah tidaklah tanpa tantangan. Salah satu kendala utama adalah biaya konstruksi yang tinggi, terutama karena proses penggalian, penguatan struktur, dan sistem ventilasi yang kompleks. Selain itu, aspek psikologis juga perlu dipertimbangkan—beberapa orang merasa tidak nyaman berada di ruang tertutup tanpa cahaya alami. Oleh karena itu, desain arsitektur harus mampu menghadirkan kenyamanan visual dan emosional, misalnya dengan menggunakan pencahayaan buatan yang menyerupai sinar matahari dan desain interior yang terbuka.

Seiring meningkatnya urbanisasi dan kebutuhan ruang yang semakin mendesak, arsitektur bawah tanah bisa menjadi bagian penting dalam perencanaan kota masa depan. Bukan tidak mungkin, di masa mendatang, kita akan melihat kota dua tingkat: satu di permukaan, dan satu lagi tersembunyi di bawah tanah—efisien, berkelanjutan, dan futuristik.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *