Cape Town, Afrika Selatan – Pemandangan dramatis terjadi TRISULA88 di pelabuhan Cape Town baru-baru ini, bukan karena badai atau kecelakaan laut, melainkan akibat bau menyengat dari sebuah kapal pengangkut ternak yang membuat warga kota merasa tersiksa. Ribuan warga melaporkan bau busuk yang menyelimuti udara, memicu keluhan luas di media sosial, laporan resmi ke pemerintah kota, hingga reaksi dari berbagai organisasi kesejahteraan hewan.
Kapal yang menjadi sumber masalah tersebut adalah kapal pengangkut ternak milik sebuah perusahaan ekspor yang membawa lebih dari 19.000 ekor sapi. Kapal itu sedang dalam perjalanan panjang, membawa ternak dari Brasil menuju Irak, dengan singgah di Cape Town untuk mengisi bahan bakar dan kebutuhan logistik lainnya. Namun, kunjungan singkat itu cukup untuk meninggalkan jejak yang kuat di hidung para penduduk.
Bau yang Tak Tertahankan
Menurut berbagai laporan, bau busuk mulai terasa bahkan sebelum kapal sepenuhnya merapat di pelabuhan. Kombinasi dari amonia, kotoran hewan, dan bau hewan itu sendiri menciptakan aroma menyengat yang dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru kota pesisir tersebut. Angin pesisir memperburuk situasi, membawa bau itu jauh ke pusat kota, kawasan wisata populer, hingga ke permukiman warga.
“Ini benar-benar tak tertahankan. Seolah-olah seluruh kota berubah menjadi kandang sapi raksasa,” ujar Thandiwe Jacobs, seorang warga Cape Town yang tinggal tidak jauh dari pelabuhan. “Kami harus menutup semua jendela dan tetap di dalam rumah, tapi tetap saja baunya menembus ke mana-mana.”
Restoran, kafe, dan hotel di daerah wisata utama juga terdampak. Beberapa melaporkan pembatalan reservasi karena pengunjung tidak tahan dengan bau tersebut. Para pelaku usaha menyatakan kekhawatiran mereka terhadap kerugian ekonomi, terutama karena sektor pariwisata adalah salah satu tulang punggung ekonomi Cape Town.
Kondisi Ternak Dipertanyakan
Selain masalah bau, perhatian besar juga tertuju pada kondisi kesejahteraan hewan di atas kapal tersebut. Menurut para aktivis hak-hak hewan, perjalanan laut selama berminggu-minggu dalam kondisi sempit dan tidak higienis menimbulkan penderitaan luar biasa bagi ribuan sapi itu.
Organisasi seperti Animal Welfare Society dan NSPCA (National Council of SPCAs) Afrika Selatan mengeluarkan pernyataan keras mengecam praktik pengangkutan ternak dengan kapal dalam jarak jauh. Mereka menuntut pemerintah untuk meninjau kembali izin ekspor hewan hidup.
“Pengangkutan hewan hidup dalam jarak jauh sangat rentan terhadap penyiksaan. Hewan-hewan itu mengalami stres, cedera, dehidrasi, bahkan kematian dalam perjalanan,” kata seorang juru bicara NSPCA. Mereka juga menyoroti bahwa dalam beberapa kasus sebelumnya, kapal-kapal seperti ini menjadi tempat merebaknya penyakit akibat kondisi sanitasi yang buruk.
Tanggapan Resmi
Pemerintah Kota Cape Town mengakui menerima ratusan keluhan dari warga dalam waktu singkat. Pihak berwenang mengonfirmasi bahwa sumber bau berasal dari kapal pengangkut ternak tersebut dan berjanji akan berkoordinasi dengan otoritas pelabuhan serta lembaga terkait untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang.
Dalam sebuah pernyataan, pemerintah kota menyebutkan: “Kami memahami ketidaknyamanan luar biasa yang dirasakan warga kami dan saat ini sedang melakukan evaluasi menyeluruh atas protokol penyambutan kapal ternak ke pelabuhan Cape Town.”
Sementara itu, otoritas pelabuhan menyatakan bahwa mereka hanya memfasilitasi singgah teknis kapal tersebut dan bahwa semua perizinan terkait kesehatan hewan sudah sesuai dengan standar internasional. Namun, perdebatan pun mengemuka tentang perlunya pengaturan yang lebih ketat terhadap kapal-kapal pengangkut ternak, terutama di kawasan wisata penting seperti Cape Town.
Isu Global
Kasus ini bukanlah yang pertama. Di seluruh dunia, praktik ekspor hewan hidup melalui kapal telah memicu kontroversi panjang. Negara-negara seperti Australia dan Selandia Baru, yang merupakan eksportir utama ternak hidup, juga menghadapi tekanan dari dalam negeri dan komunitas internasional untuk menghentikan pengiriman semacam itu.
Bahkan di Afrika Selatan sendiri, diskusi soal larangan ekspor hewan hidup untuk disembelih di negara lain sudah mulai ramai dalam beberapa tahun terakhir. Para aktivis mengusulkan alternatif berupa ekspor daging olahan, yang lebih manusiawi dan ramah lingkungan.
Penutup
Insiden kapal pengangkut sapi di Cape Town ini menjadi pengingat keras akan dilema moral dan praktis yang dihadapi dalam perdagangan ternak hidup. Di satu sisi, ekspor hewan memberikan kontribusi ekonomi; di sisi lain, dampak terhadap kesejahteraan hewan dan lingkungan sosial di daerah persinggahan tidak bisa diabaikan.
Bagi warga Cape Town, pengalaman “kapal bau” ini menjadi sebuah pelajaran pahit tentang pentingnya mempertimbangkan bukan hanya keuntungan ekonomi, tetapi juga aspek etika dan kualitas hidup dalam setiap keputusan perdagangan global.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!