Pada awal tahun 2020, mantan Presiden slot depo Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menarik perhatian dunia dengan sebuah pernyataan kontroversial mengenai Terusan Panama. Terusan Panama, jalur penting yang menghubungkan Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik, telah lama menjadi simbol dari dominasi ekonomi dan strategis Amerika di kawasan Amerika Latin. Dalam pidatonya, Trump mengungkapkan rencananya untuk “merebut kembali” Terusan Panama, sebuah deklarasi yang memicu spekulasi, kekhawatiran, dan ketegangan diplomatik antara Amerika Serikat dan Panama.
Namun, untuk memahami makna dari pernyataan ini, kita harus melihat sejarah dan konteks politik yang melatarbelakanginya.
Sejarah Terusan Panama dan Kepemilikan AS
Terusan Panama dibangun pada awal abad ke-20, dengan investasi besar dari Amerika Serikat. Pada tahun 1903, setelah perundingan dengan Kolombia, yang saat itu menguasai wilayah Panama, Amerika Serikat mendirikan Zona Terusan Panama dan memperoleh kontrol penuh atas pengoperasian dan pengelolaannya. Dalam kesepakatan tersebut, AS tidak hanya membangun terusan tetapi juga mendapatkan hak eksklusif untuk mengelola dan mengawasi jalur pelayaran tersebut.
Namun, hubungan antara Panama dan Amerika Serikat mengalami perubahan besar pada tahun 1977 ketika Presiden Jimmy Carter dan pemimpin Panama, Omar Torrijos, menandatangani Perjanjian Torrijos-Carter. Perjanjian ini menyepakati bahwa pada tahun 1999, Terusan Panama akan diserahkan kembali kepada Panama setelah lebih dari 80 tahun dikuasai oleh AS. Pada 31 Desember 1999, terusan itu resmi berada di bawah kendali Panama.
Apa yang Dimaksud Trump dengan “Merebut Kembali” Terusan Panama?
Pernyataan Trump mengenai “merebut kembali” Terusan Panama sepertinya mengacu pada beberapa ide yang pernah ia lontarkan tentang meningkatkan pengaruh Amerika Serikat di kawasan tersebut. Dalam pandangannya, kontrol penuh atas terusan tersebut mungkin dianggap sebagai cara untuk mengembalikan Amerika Serikat sebagai kekuatan dominan di kawasan Amerika Latin, terutama dalam hal ekonomi dan geopolitik. Selain itu, penguasaan terusan dianggap penting dalam menjaga jalur perdagangan internasional yang vital bagi AS.
Namun, terlepas dari pernyataan yang provokatif, ada beberapa hal yang perlu dipahami dalam konteks tersebut. Trump, yang dikenal dengan pendekatan politiknya yang keras dan tidak konvensional, mungkin berusaha menekankan pentingnya Amerika Serikat untuk lebih aktif dalam urusan internasional, terutama dalam menjaga kepentingan ekonominya.
Dampak pada Hubungan Amerika dan Panama
Meskipun pernyataan Trump menarik perhatian banyak pihak, dampaknya terhadap hubungan diplomatik antara Amerika Serikat dan Panama cukup signifikan. Meskipun tidak ada indikasi bahwa Trump benar-benar berniat untuk mencaplok Terusan Panama kembali, pidatonya memunculkan ketegangan, terutama di Panama. Negara ini, yang telah menikmati kedaulatan penuh atas terusan sejak 1999, merasa terancam oleh kemungkinan kebijakan AS yang mungkin mengganggu kestabilan politik dan ekonomi mereka.
Panama, sebagai negara yang berdaulat, dengan tegas menegaskan bahwa terusan adalah milik mereka dan mereka akan terus mengelola dan mengoperasikan jalur vital tersebut sesuai dengan kepentingan nasional mereka. Hal ini disuarakan oleh pejabat Panama, yang mengingatkan bahwa negara mereka tidak akan membiarkan siapapun merusak kedaulatan mereka, termasuk Amerika Serikat.
Selain itu, hubungan antara AS dan Panama telah berkembang menjadi kemitraan ekonomi yang erat, terutama di sektor perdagangan dan investasi. Tentu saja, kebijakan yang tidak ramah terhadap Panama dapat merusak hubungan ini dan mengganggu kerjasama yang telah terjalin selama beberapa dekade.
Reaksi Dunia Terhadap Pernyataan Trump
Pernyataan Trump tidak hanya memicu reaksi keras dari pemerintah Panama, tetapi juga mendapatkan perhatian luas dari negara-negara lain di kawasan tersebut. Sebagian besar negara Amerika Latin menganggap bahwa pengembalian Terusan Panama kepada Panama adalah salah satu contoh keberhasilan dalam perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan dan kedaulatan dari dominasi negara besar seperti Amerika Serikat.
Sementara itu, para analis geopolitik mengingatkan bahwa pernyataan semacam itu dapat memperburuk hubungan antara Amerika Serikat dan negara-negara tetangga di Amerika Latin. Banyak yang khawatir bahwa kebijakan ini bisa membuka jalan bagi peningkatan ketegangan regional dan mengarah pada kebijakan luar negeri yang lebih konfrontatif.
Kesimpulan
Meskipun klaim Trump untuk “merebut kembali” Terusan Panama mungkin lebih merupakan pernyataan yang bersifat politis daripada niat konkret untuk merubah status quo, hal ini tetap memperlihatkan ketegangan yang lebih besar antara Amerika Serikat dan negara-negara Amerika Latin. Mengingat pentingnya Terusan Panama dalam perekonomian global, baik dalam sektor perdagangan dan transportasi, masalah ini tetap menjadi perhatian besar dalam hubungan diplomatik internasional.
Pernyataan Trump, walau kontroversial, mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keseimbangan kekuatan global dan perlunya saling menghormati kedaulatan negara-negara lain, terlepas dari kedekatannya dengan negara besar seperti Amerika Serikat.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!