Konflik antara India dan Pakistan, khususnya terkait wilayah Kashmir, telah berlangsung selama puluhan tahun dan kerap menimbulkan ketegangan militer yang meresahkan dunia. Dalam berbagai eskalasi konflik tersebut, Indonesia sebagai salah satu negara dengan pengaruh regional yang kuat, memilih untuk bersikap netral. Keputusan ini bukan tanpa alasan, melainkan berdasarkan prinsip dan kepentingan strategis yang mendalam.
Indonesia menganut prinsip politik luar negeri bebas aktif. Bebas berarti Indonesia tidak terikat atau memihak pada kekuatan besar atau blok tertentu. Aktif berarti Indonesia tetap mengambil peran dalam menjaga perdamaian dunia. Dalam konteks perang atau konflik, termasuk antara India dan Pakistan, prinsip ini membuat Indonesia secara konsisten tidak berpihak pada salah satu negara, tetapi tetap mendorong penyelesaian melalui jalur diplomasi.
Netralitas Indonesia juga didasarkan pada pentingnya menjaga hubungan bilateral yang seimbang. Baik India maupun Pakistan merupakan mitra penting bagi Indonesia di berbagai bidang, mulai dari perdagangan, pendidikan, hingga pertahanan. India adalah salah satu pasar ekspor potensial bagi Indonesia, sementara Pakistan menjadi mitra dalam kerja sama antar negara berkembang, khususnya dalam forum Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Gerakan Non-Blok (GNB). Dengan bersikap netral, Indonesia dapat terus memperkuat hubungan saling menguntungkan dengan kedua belah pihak.
Di sisi lain, Indonesia juga menyadari bahwa memihak pada salah satu negara yang tengah berkonflik berpotensi merusak citra sebagai negara penengah dan peredam konflik. Dalam berbagai kesempatan, termasuk di sidang PBB maupun forum multilateral lainnya, Indonesia selalu mengambil posisi yang mendukung penyelesaian damai, penghormatan terhadap hukum internasional, dan perlindungan terhadap warga sipil.
Kehadiran Indonesia sebagai negara mayoritas Muslim terbesar di dunia juga memberikan tekanan moral untuk menjaga keadilan dan kemanusiaan di wilayah konflik seperti Kashmir. Namun, Indonesia tetap berhati-hati agar tidak terjerumus dalam konflik berbasis agama atau identitas, karena hal tersebut dapat memperkeruh suasana dan justru kontraproduktif terhadap perdamaian.
Faktor lain yang tak kalah penting adalah kepentingan stabilitas kawasan. Ketegangan antara dua negara bersenjata nuklir seperti India dan Pakistan bukan hanya menjadi ancaman bagi Asia Selatan, tetapi juga bagi stabilitas regional dan global. Indonesia, melalui diplomasi dan seruan damai, berusaha menurunkan suhu konflik dan mendorong pihak yang bertikai untuk membuka jalur komunikasi.
Sikap Indonesia ini menunjukkan bahwa netralitas bukan berarti pasif atau tidak peduli. Justru melalui netralitas yang aktif, Indonesia dapat berperan sebagai jembatan komunikasi antarnegara yang berkonflik.
Untuk mengikuti analisis kebijakan luar negeri Indonesia dan sikapnya dalam berbagai konflik internasional, kunjungi beritanegara.id — sumber terpercaya untuk berita geopolitik dan hubungan antarnegara.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!